KATARSIS

 KATARSIS berasal dari bahasa Yunani Kathoros  yang berarti "pembersihan atau Pensucian "pertama kali diungkapkan oleh para  Pilusuf yunani yang menunjukan pada upaya "pembersihan" atau "pensucian diri" yang merupakan pembaruan  rohani  dan sebagai pelepas ketegangan.

Dalam Seni Katarsis dikenal sebagai Kajian karya berdasarkan aspek psikologis, salah satunya katarsis termasuk hal yang krusial untuk dilakukan.Metode pada penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan multidisiplin (psikologi seni dan semiotika). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perspektif lebih obyektif karena seniman sebagai kreator berbanding lurus dengan karya yang disajikan. Elemen visual yang dipilih dan disajikan seniman tersusun berdasarkan kemampuan kreatif menyusun citra visual yang berangkat dari aspek pengalaman yaitu berupa rasa khawatir/kegelisahan atau ketakutan yang mendasarinya dalam berkarya. Karya seni yang terwujud representasi dari dunia psikis seniman sebagai kreator.

Istilah ini telah digunakan dalam beberapa bidang keahlian, salah satunya bidang psikologi yang mengaplikasikan istilah katarsis untuk menggambarkan sebuah momen ketika seseorang, berdasarkan teori Freud, mampu melepaskan rasa sakit di masa lalu dengan cara mengartikulasikan segala kesakitan tersebut dengan jelas dan secara menyeluruh.Dalam ruang lingkup religius, katarsis bisa dimaknai sebagai pengalaman transenden yang membebaskan ataupun membersihkan jiwa.

Sejak lahir, tubuh manusia terdiri dari berbagai lapisan kesadaran.Tidak hanya lapisan tubuh fisik yang kelihatan oleh mata kasar, namun juga ada lapisan energi, lapisan mental/emosional, lapisan intelegensia dan lapisan kesadaran murni.Aspek Psikologis erat kaitannya dengan proses kehilangan, tidak hanya fisik: kehilangan barang milik, kehilangan orang yang dikasihi tetapi juga sosial: kehilangan aktivitas, kehilangan ikatan kekeluargaaan dan lain-sebagainya.Mengingat dampak psikologis bencana sangat besar dalam arti jumlah mereka yang mengalami dampak besar namun jumlah profesional kesehatan mental terbatas (jumlah psikolog klinis dan psikiater sedikit).Belum lagi proses penanganan aspek psikologis bencana tidak singkat melainkan merupakan proses yang relatif panjang. Sehingga perlu dirancang sebuah strategi penanganan bencana untuk mengatasi masalah psikologis yang berkelanjutan dengan menggunakan suatu system teknologi modern.Kehidupan manusia yang dinamis, mengantarkan manusia pada pola kehidupan yang relative kompleks dan semakin mendesak manusia berhadapan dengan kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan.Kondisi tersebut memicu munculnya rasa frustasi dan cenderung bersifat agresif. Setiap emosi dan sikap agresif tersebut lambat laun akan menumpuk dan harus segera di salurkan.

Dalam Ilmu Psikologi sendiri Katarsis dikenal dalam proses Konselin Freud (Singgih D.Gunars.1992.106)

sumber : Psikologi dalam Seni: katersis sebagai representatif dalam karya seni rupa (Univ.Maarif Hasim/Ernawati)

Teori katarsis dan perubahan sosial (Sri Wahyuni, dosen Univ. Trunojoyo Madura)

Komentar